Di kantor, poligami jadi pembahasan beberapa hari terakhir ini. Terpicu dari keputusan yang diambil ustadz kondang aa Gym untuk berpoligami, heboh deh.. ada yang pro dan pasti ada yang KONTRA. Pro nya kecil karena minoritas dan yang KONTRA bejibun dehh..
Dalam satu hari aja aku udah ditanyai beberapa orang, dari yang cuma bertanya tanpa tendensi apa-apa, meminta pendapat, mengungkapkan kekecewaan, bertanya mengejek bahkan menghujat.. aku terpojok, mesti sabar neh.. padahal aku ga tau banyak tentang bahasan ini.. ffuuiiihhh...
Ndri kenapa aa Gym bisa kawin lagi? –ya bisa lah-
Katanya mau menolong, kok masih muda, mantan model lagi? -no comment deh-
Mudah-mudahan pemerintah melarang ya…
Eh ndri emang lu setuju ya?
Gue mau dong kawin ama lu biar gue bisa kawin lagi –gue yang ga mau kawin ama elu tau!!!-
Kalo keyakinan gue sih ga boleh kawin lagi -0000-
Sebelumnya, SubhanaLlah.. aku sangat bersyukur,
Berada dalam dien yang lurus, meyakini Tuhan, Allah SWT yang Esa,
Yang tidak dipersekutukan,
Tidak beranak dan Tidak Pula di Peranakkan,
Dan tidak ada seorangpun yang menyamaiNya
Yang telah menurunkan Alqur’an, kitab yang suci, terjaga, tidak ada campur tangan manusia, yang berisi aturan terlengkap untuk hidup ummat.
Mulai dari matahari terbit hingga terbit fajar lagi.
Mulai dari permasalahan pribadi seujung kuku hingga aturan negara dan dunia.
Aku tidak akan menilai secara pribadi orang yang berpoligami, bukan kapasitasku, ga berhak lah.
Dari beberapa sumber yang aku percaya poligami adalah salah satu jalan, bukan sebuah kewajiban. Poligami adalah jalan dari Allah SWT untuk penyelesaian masalah, kalo memang boleh disebut masalah. - aa Gym juga menyatakan, poligami dalam keluarga seperti pintu darurat (emergency exit) dalam gedung, berarti lagi ada kebakaran dong tadz??- Maka tidak bijak pula bila kita menentang aturan Allah SWT.
Kalo dianalogikan seperti sholat, setiap muslim wajib untuk sholat, tetapi apabila ia sakit, dalam perjalanan, dalam keadaan genting, perang, musibah besar, dalam penyanderaan dan lain sebagainya yang kondisinya tidak memungkinkan untuk sholat saat itu maka Allah SWT memberikan jalan keluar, rukhsah. Misalnya dengan duduk, berbaring, dengan isyarat, jama’ qoshor, bergantian sambil berjaga, atau bahkan dengan mengingat Allah SWT bila sangat tidak memungkinkan. Kondisi tersebut hanya Allah SWT dan yang mengalaminya yang tau dan bisa memutuskan. - Daripada ga sholat??? Ayo, siapa yang ga sholat, ayo????- Jadi bukan sebuah kewajiban untuk dijalankan, sebuah keharusan atau sesuatu yang perlu dinilai.
Pun begitu bagi pelaku poligami, seharusnya mereka mengerti dalam kondisi apa sehingga mereka mesti memutuskannya, tentu saja dengan pertimbangan ke depan terutama mengenai keadilan (karena ini yang diperbincangkan banyak orang), kebaikan, ketenangan, manfaat, kemaslahatan dan visi misinya dalam menjalani hidup.
Tetapi kenapa pelaku perzinahan dan kejahatan lain tidak sebegitu dibenci ya? Maha Besar Allah SWT yang menyandingkan kejadian ini dengan kasus mesum oknum pejabat yang dipublikasikan ditambah pembunuhan calon janin pula. Untuk membuka mata dan bisa membandingkan. –tapi yang terjadi sebaliknya, berita pelaku poligami dihujat, rekaman pelaku perzinahan dicari- hhh….
Aku mengerti tentang kemarahan, kesedihan, luka dan kecewa, inilah yang menyulut kontra terutama kaum ibu. Tapi sesungguhnya agama dan aturan Allah SWT bukanlah kambing hitam. Karena terkadang tidak kita sadari Allah SWT pasti menciptakan aturan dengan hikmah didalamnya.
Afwan kalo banyak salah
WaLlahu'alam bishowab
No comments:
Post a Comment