Friday, February 05, 2010

selamat tinggal facebook dan (semoga) ketemu lagi...

Sudah seminggu ini gue mengundurkan diri dari dunia facebook, ngga gabung lagi di hiruk pikuk dunia jejaring sosial itu. Padahal selama dua tahun ini bergabung, hampir ngga pernah kepikiran sedikitpun gue sanggup berpisah jiaaahhh…. Kalo ada orang yang memutuskan untuk mundur atau ada fatwa yang mengharamkan terlibat dengan facebook, gue suka kepikiran, kalo gue sih ngga akan, karena memang partisipasi gue di facebook bukan untuk yang aneh-aneh dan gue pun tidak menyalahkan orang-orang yang pro atau kontra terhadap fesbuk.

Pemikiran gue untuk ga aktif lagi tidak dipikirkan lama-lama, terlintas begitu saja. Dan akhirnya ketika menjalani pun ternyata semua baik-baik saja, terasa sedikit sepi sih, karena kurang update kabar-kabar terbaru teman-teman, tapi sekarang gue ga perlu gatel pingin online karena mau ngecek notifikasi2 baru di fesbuk gw, ga kepikiran ga diundang kemana-mana, ngga kepikiran keilangan celotehan-celotehan lucu di comment foto, atau bales-balesan koment yang nyolot abiss.

Kembali ke penyebabnya, sebenernya gue juga kurang paham kenapa memutuskan ini, apa sih alasan sebenernya, gue sendiri pun bingung. Kalo ditanya temen-temen, gue cuma jawab, pingin tenang dan belum tau kapan kembali lagi, udah gitu aja…. Tapi beberapa hari ini gue terus berpikir, apa sih yang membuat gue, seorang yang dikenal ceria (ciyee), rela memutus kontak dengan temen2 di fesbuk. Mungkin gue kurang mengenal diri sendiri ya, lebih tepatnya, ngga tau apa yang terjadi pada hati dan diri gue, tapi gue coba analisa apa sih yang bisa membuat gue begini (sory ya kalo lebay, tapi gue orang yang berprinsip masa bodo dalam hal nulis, karena kalo dibates2in ide tulisan gue jadi mampet).


Alasan pertama

Keputusan ini berawal dari munculnya perasaan kecewa dari diri gue, waktu itu ada seseorang, sebut aja A, yang membohongi gue, ngga juga sih, tepatnya gue yang ga bisa menerima kenyataan dengan apa yang sudah dia lakukan. Gue tetap beranggapan A adalah seorang yang sikapnya ngga seperti yang pernah gue denger, walaupun ia tetap mengakui itu dan berjanji ngga ngulangin lagi. Gue masih tetap menutup cerita itu dan bersikap padanya biasa saja dan akrab ngobrol lewat YM selama ini. Namun, seorang sahabat gue menyampaikan kalo cerita yang gue denger itu benar, Ya Alloh, mungin kalau bukan sahabat baik gue belum tentu percaya… hari itu gue debat dengan A, gue katakan kecewa dan marah padanya dan ia memang sudah mengakui bahwa itu benar, jadi intinya gue kecewa sama diri gue sendiri, bodoh.. duh, jadi nangis gini gue….

Cerita selanjutnya dari seorang, sebut saja B.B temen akrab gue, namun akhir-akhir ini ia semakin kontak lekat dengan gue, lewat fesbuk maupun YM, status nya di fesbuk, (diduga) diperuntukan buat gue, itu menurut pendapat temen2 dan pengakuannya ketika YM-an ma gue. Sebenernya gue ngga terlalu peduli sama hal ini, karena kata-kata itu bisa aja buat orang lain, selama belum menyebut nama gue atau menyebutkan hal yang harus gue pikirkan, berarti ngga ada yang perlu gue hiraukan. Dan akhirnya… YM pun gue non-aktifkan hahahha… kata temen gue, ngga sekalian hape?

Mengalami dua cerita diatas, ada sesak didada yang gue rasakan, entah sedih, kecewa atau marah. pada A gue memutuskan sebaiknya gue ngga kontak lagi sama dia, karena keakraban selama ini hanya akan membuat gue terbakar, ya iyalah main api… gue sih pede pujian2nya ngga akan mempengaruhi gue, tapi khawatir, kontak intens dengannya akan memberikan pembenaran baginya untuk berbicara semaunya, untuk memuji dan memikat sesukanya, dan bila ditanyai pertanggungjawaban, tinggal bilang “itu sih terserah ketentuan dan takdir Alloh, trus kabuuurrrrr……” ga gentle bgt. Yah… gue cuma mau melangkah ke masa depan bahagia gue tanpa harus dibayang-bayangi kegombalannya.

Dengan B, gue selalu dihujani syair2 romantis melayang seperti dilangit, kami tak pernah menjejak bumi, ia bebas mengutarakan kalimat2 indahnya ke gue, dan mungkin serupa seperti A, Cuma buat gue merasa aneh, objek ngga jelas.

Guys, perlu kalian ketahui, bukannya gue GR dan ngarep pada keseriusan mereka, yang ketika komitmen mereka ga muncul2 jua, trus gue marah dan kabur, engga gitu, sama sekali ngga bener. Gue cuma mau kasih peringatan sama mereka, keberadaan gue, ke-online-an gue, keaktifan gue, bukan untuk mudah diperlakukan seperti itu, kalo cuma jadi pelengkap kerja sehari2, kerja sambil chat, trus gombal sana sini, lebih baik gue ngga usah ada untuk mereka.

Alasan kedua
Setelah beberapa bulan ini gue punya si Lenno, tapi berasa ga produktif maksimal. Dulu gue pernah janji, gue mau nulis sebanyak-banyaknya tapi harus sama Lenno ini, nah pas punya, kok malahan asyik ber-online ria. Tadinya gue pikir bisa seiring sejalan, ternyata… waktu gue terbuang untuk jejaringan, nulis kagak, digombalin orang iya. Masih banyak PR yang harus gue selesaikan, maka dengan ga aktipnya gue di fesbuk dan YM, semoga bisa nyelesein target nulis gue yang kececer, nulis tiap hari, Proyek MATRIKS, blog, dan tulisan lain yang nggantung di otak gue. Gue tu suka amaze bgt sama seorang yang bisa nulis, terutama mereka yang profesinya bukan penulis, gue yakin mereka juga suka membaca dan punya hati yang peka, ini nih salah satunya yang gue kagumi , masa sih gue mau melempem gitu aja…
Ayooo, kamu bisaaaa!!!

Alasan ketiga
Gue mau lebih tenang menata hidup gue, hehehe ngga ada hubungannya ya?
Ada menurut gue. Selama ini ketika gue ngekost, ketika gw bisa lebih focus sama target pribadi, maka Insya Alloh hidup gue bisa lebih baik, ngga ngendon fesbukan mlulu.

Alasan keempat
Empat bulan ini gue menempati kantor baru dan belum dapet kompi, jadi gue mesti bawa Lenno tiap hari. Apalagi belum banyak kerjaan yang gue handle, maklum anak baru. Si Lenno ga boleh diinstall intranet yang notabene banyak info kerjaan yang bisa gue dapet, bahan pelajaran atau IP messenger. Rawan bervirus kata bos IT dikantor, so, gue online internet seharian. Gw berkomitmen untuk hanya fesbukan di pagi-pagi bnget, jam istirahat atau sore menjelang pulang, yahh… dari 5hari kerja kadang 2hari aja yang gue taatin, walaupun cuma sepintas liat, tapi tetep aja buka, maka wajarlah gue suka dapet ledekan dari temen2 kantor, karena dianggap fesbukan mlulu seharian, duuhh… enek gue. Padahal kan ga sepanjang hari, padahal kan karena gue ngga dikasih kerjaan, pdahal kan karena gue ngga bisa intranet, padahal kan banyak juga yang sepanjang hari fesbukan, padahal.. nah, daripada banyak fitnah berkembang, lebih baik gue putus sekalian ma fesbuk, abis perkara.

Alasan kelima
Pingin tau aja, berapa temen sih yang kehilangan gue? berapa orang sih yang sadar gue ngga ada? Berapa besar cinta sahabat buat gue.. ciyeeeh.. mellow.com

Alasan keenam
Gue lagi sensi banget, lagi ngerasa emang (belum) ngga ada yang memahami gue utuh. Yang paham apa yang gue rasakan sekarang, gue ngerti apa yang gue alami & apa yang terjadi sama diri gue plus solusinya, but, gue pingin sendiri. Itu aja. Gue mau focus sama Ibu, focus sama kasih sayang Alloh…
ok