Thursday, October 26, 2006

sahabat melati

Sepi dirumah, aku sendirian karena semua kumpul di Bekasi. Bukan cuma pas Idul Firi, bila perlu, hari biasa pun bisa aja kumpul di Bekasi. Contoh terdekat adalah ketika seminggu terakhir Ramadhan lalu, aku ditinggal sendiri karena belum libur kerja, jadi deh kayak anak kost, ga ada yang diajak ngobrol dan ketawa, paling aku setel tivi, radio, tape atau ngetik (eh nge game ding he he he…)

Idul fitri s.d. hari ini aku juga ngumpul di Bekasi, agak sedih juga, soalnya si Abang sakit, jadi agak rewel, tapi Alhamdulillah Ibu udah lebih sehat (dibandingkan awal ramadhan lalu).

Dengan alasan takut ada teman yang datang, akhirnya aku balik ke rumah, sendiri (lagi) karena kakakku masih dibutuhkan disana paling ngga sampe Abang sembuh. Jadi deh, Ibu mbungkusin macem-macem, biar aku ga masak katanya.. he he he yess..

Sedih juga sepanjang perjalanan, apalagi pas udah sampai dirumah sepi begini, seharusnya aku ada di sebuah momen penting di luar kota. Penting buat aku, pernikahan 2 sahabatku, bukan dua pernikahan, tapi sang mempelai laki-laki dan sang mempelai perempuan adalah sahabatku.


Aku merutuki jarak dan waktu. Sebenarnya ketika tanggal mereka sudah fix, aku tinggal izin ortu dan cari tiket. Koordinasi jadwal udah kemana-mana, ke Qunnyt, Cinta, Rince, Ida, Danida, kedua calon mempelai plus Ibu, heboh.

Nah, aku baru minta izin aja pas Idul Fitri 24 Oktober (karna baru ketemu ortu dan suruh jaga rumah dulu s.d. malam takbiran ga boleh kemana-mana), bukan memperlambat, tapi untuk hal-hal seperti ini (yang butuh rayuan) ga bisa lewat telepon atau titip kakakku. Ternyata, izin ga berhasil didapat, keputusan sudah final. Ibuku lagi agak-agak sensitive, yah sudahlah.. lagipula tanggal 25 nya sekeluarga ada rencana pergi ke Mbah Kakung di pondok ungu. So, ga ada waktu untuk hunting tiket (kalo mau ngaburr).

So, tinggallah aku minta maaf ke semua pihak, meyesal karena membatalkan janji, ga bisa ketemuan dgank dkk, ga bisa antar Ida dan yang paling penting, ga bisa liat moment itu. Hiks hiks…

***

26 Oktober 2006
3 Syawal 1427 H

Hari ini…
Seluruh penduduk langit bertasbih untukmu
Segenap penghuni bumi berdoa untukmu
Khusyu’

Pertemuan dua cinta suci karenaNya
Menyatu meluncur ke angkasa
Indah kemilau

Diiringi keikhlasan untuk berjuang
Menuju cahaya…


***

BarokaLlahu Laka Wa Baroka ‘Alayka
Wa Jama’a Baynakuma fii Khoir..
Weiiyy, tanggung jawab!!, airmataku mahal neh…

Friday, October 13, 2006

tanpa kata

Pernahkah kau menatap bintang?
Kerlap-kerlipnya menghiasi langit, menemani bulan.

Pernahkah kau memeluk bulan?
Pancaran cahayanya menyejukkan, memantulkan ketenangan.

Pernahkah kau menyentuh rumput hijau?
Terlihat lemah namun terhampar setia.

Pernahkah kau menggenggam pelangi?
Kedatangannya tak terduga, kehadirannya menceriakan.

Pernahkah kau bercanda pada ombak?
Gelaknya pada pasir putih tak pernah letih.

Pernahkah kau mencari mutiara?
Mendapatkannya adalah anugerah.

-sepercik doa-


Menjadi mutiara-lah, meski itu tak mudah.
Sebab ia tak memudar kelam,
Sebab ia begitu berharga.
Sebab ia begitu indah dipandang mata,
Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam,
Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia,
Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan.
-sebuah kutipan-